Tidak semua dari kita dengan mudah memadukan warna-warni kehidupan
menjadi lukisan indah pelangi untuk kita nikmati. Sebagian orang masih harus
belajar untuk memikirkan hal-hal baik, jika hal-hal buruk membuat hidup
menderita. Hanya ketika seseorang mulai berhasil membebaskan diri dari
penilaian dan bisa menerima segala hal apa adanya tanpa penilaian baik-buruk,
disitulah persepsinya akan mulai mampu melukis kehidupan dengan segala dualitas
yang ada. Tatkala telah berhasil melukisnya menjadi indah, itulah saat dia
mulai bisa menerima kehidupan ini sebagai suatu keindahan sempurna apa adanya.
Sealami tubuh yang menyikapi suasana dengan bijak agar suhunya tetap
stabil, selayaknya pikiran juga dibiarkan agar bertumbuh alami dalam menyikapi
setiap perubahan suasana dalam kehidupan.
Setiap keindahan pelangi tercipta dari cahaya ( bukan dari panasnya )
matahari yang menerpa gerimis yang turun dari kesejukan ( bukan dari kegelapan
) mendung. Begitulah pelangi kehidupan dapat terlihat indah saat dipahami
dengan cahaya kesadaran ( bukan dengan panasnya ) hati yang ditemani oleh
kesejukan ( bukan oleh kegelapan ) pikiran.
pelangi kehidupan
Di puncak tangis tawa yang sama-sama mengeluarkan air mata. Jiwa
sedang berpesan:
Jangan tenggelam pada kesedihan atau melekat pada kebahagiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar