Selamat datang pagi
Angin semilir begitu tenang hari ini,sedikit mendung sehingga
matahari agaknya malu2 untuk tunjukkan hangatnya.ya,pagi ini dingin sekali,tapi
menenangkan.aku menyukainya.sama seperti hari2 yang lalu.masih sama.
Sampai hari inipun aku masih sama,terdiam,merenung,dan menunggu.tapi
ntah apa yang aku renungkan dan siapa yang aku tunggu.aku masih sama dengan yg
kemarin dan kemarinnya lagi.meski tahun tlah berganti,tapi aku masih tenggelam
dalam masa lalu yang begitu kelam.aku bukan mereka yang begitu mudah melupakan
kejadian2 yang menyakitkan itu.tapi disini bukan itu yang ingin aku
utarakan.aku masih saja bertanya2 tentang apa itu filosofi kehidupan?Bagai mana
seekor burung bisa nampak seperti meja tulis?
Hidupku mungkin tak lama lagi,dan aku ingin sekali merasakan
kebahagiaan itu kembali kepangkuanku.tapi bagaimana jika aku tak bisa?bagai
mana jika aku tak mampu? Setiap kali dibayar dengan ribuan bahkan ratusan ribu
butir air mata dan keringat.kepada siapa aku mengadu?hanya kepada Tuhanku dan
kepada benda mati yang memiliki bebrapa kapital yang tidak urut ini mungkin.aku
selalu sendiri jika seperti ini,dan begitulah aku.aku memang lebih menyukai
kesendirian dan ketenangan.tidak banyak yang mengetahui tentangku,bahkan ibuku
sendiri.aku hanya ingin berbagi dengan diriku sendiri.bukan kepada orang
lain.karena ketika aku bercerita kepada seseorang,belum tentu mereka bisa
memahami.dan itu akan menyakitkan ketika mereka bisa mendengar tapi tak bisa
memahami.bahkan terkadang aku tak bisa memahami diriku sendiri.hati dan
fikiranku kadangpun tak sejalan dan tak tau kemana arah tujuan.kepada siapa aku
berpegang?orang yang aku sayangipun perlahan menjauh dari kehidupanku.mungkin
sebagian besar dari mereka yang pergi ataupun menjauh lantaran hanya sekedar
mencari tau ataupun hanya sekedar ingin tau saja.penikmat keindahan duniawipun
mungkin akan mengatakan bahwa hal itu benar adanya.
Pagi ini,sungguh aku menyukainya.mungkin akan ku temui yang lebih
tenang dari ini jika saja aku mau keluar,sekedar jalan2 mungkin.ntah bagaimana
dulu aku dalam kandungan ibu,sehingga saat ini aku begitu menyukai
ketenangan.berdiam diantara tempat yang tinggi,dikelilingi dengan tumbuhan
hijau yang basah oleh embun pagi.dan sedikit sentuhan lembut sepoi angin
pegunungan.hehe itu mengingatkan ku pada suatu tempat.yang mungkin baru pertama
kalinya aku pergi kesana.tapi aku tak mau mengingat bersama siapa aku kesana
waktu itu.
Sepertinya sudah lama sekali aku seperti ini.dan harus berapa lama
lagi?aku ini seperti orang mati yang pada kenyataanya aku masih
bernafas,bergerak.tapi aku tak tau apa yang ada di fikiranku,aku tak tau
bagaimana dan apa yang harus aku lakukan.andai Tuhan mau membagi kebahagiaan
sedikit untukku.aku mencari kebahagiaan sedang diriku sendiri saja tak ku
mengerti.lalu mau aku bawa kemana hidupku.sampai kapan pecundang teriak
pecundang.sampai kapan pengecut teriak pengecut.mau kapan seperti ini.ingin ku
adukan ini pada Tuhanku,tapi aku takut.takut jika Tuhan menyalahkanku.Dia yang telah
memberiku kehidupan namun aku tak menjalankan apa yang seharunya menjadi
kewajibanku.itu karena aku tak tau,tak tau bagaimana mengolah setiap kata yang
keluar dari bibir ataupun mengeja setiap langkah yang terukir.aku mulai lelah
dengan kehidupan ini Tuhan.
Banyak yang memberitahuku,”Tuhan memiliki sebuah alasan ketika memberikanmu
sebuah kehancuran”.Tuhan...bolehkah aku tau apa alasannya Kau berikan puing2
kehancuran ini padaku?bolehkah?aku ingin sekali mengetahuinya.Mataku sudah
lelah setiap kali harus menangis merasakan orang2 yang ku sayang yang hanya
datang dan pergi begitu saja dikehidupanku - - - .dan mungkin ini memang cara
tuhan mengajarkan kepadaku.mengajarkan bagaiman menghargai dan
dihargai,mengajarkan apa itu sabar,apa itu setia.dan yang
terpenting.mengajarkan arti ikhlas yang sesungguhnya.aku tak butuh guru untuk
memahami hidupku,karena suatu saat mungkin aku akan mengetahuinya dari dalam
diriku sendiri.dan alampun telah mengajarkan banyak hal padaku sampai detik ini
J
(Magelang,07;01 am,03/01/13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar