Sabtu, 05 Januari 2013

Aku Sebutir Pasir II



Selamat datang pagi... J
Pagi yang sama dan masih sama.sedikit mendung dan berkabut.
Masih sama seperti hari kemarinkah???tentu...ini masih akan selalu sama dengan hari2 berikutnya dan berikutnya lagi.karena aku masih saja takut untuk melangkahkan kaki diantara padang berduri tanpa pegangan seseorang yang benar2 pilihan hati.aku yang tak pernah bisa tersenyum tulus seperti waktu itu.aku tak tau apa yang terjadi padaku.karena aku memang tak pernah bisa memahami diriku sendiri.Tuhan...Aku masih dan masih mencari kebahagiaan yang maih Kau sembunyikan.aku merindukan saat dimana aku bisa tersenyum lepas,merasakan betapa indahnya kehidupan yang Kau karuniakan untukku.tapi apa yang terjadi padaku saat ini?aku bukan yang dulu lagi,bukan seseorang yang periang dengan senyum khas di wajahku.dan menyambut senang ketika datang pagi.tapi kali ini...aku hanyalah seorang pecundang yang takut akan kehidupanku sendiri,tapi tak kan pernah menyalahkan Tuhan yang telah memberiku kehidupan.yang terjadi selama ini adalah aku masih saja terbelenggu masa lalu yang menyeretku ke dalam suatu hal yang berputar2.aku masih saja memanggil memory2 yang seharunya tak ku panggil karena dengan demikian aku melakukan hal yang kosong. mengingatkanku pada sudut gelap kehidupanku.aku seperti pak tua yang masih memikul pikulannya sedang ia sudah berada diatas tungganyannya.
Sampai saat in aku masih tak percaya.orang2 yang ku sayangi kini harus menjadi orang yang paling menggores luka di hidupku.menoreh luka membekas yang hanya dijadikan pajangan bagi setiap orang yang mungkin mengetahuinya.merampas setiap keuntungan bagi yang tamak dan menyingkirkan secara perlahan setiap kebahagiaan yang awalnya Tuhan titipkan untukku.dimulai dari ayahku,teman,saudara.bahkan mr.xexe J. Setiap pagi buta ku tadahkan tangan pada-Nya agar lekas ku diberi jawaban kenapa Tuhan memberiku sebuah kehancuran yang menjadikanku seperti mayat berjalan sedang dia tak tau arah tujuan.
Aku sudah cukup paham arti sebuah keikhlasan yang Tuhan ajarkan,aku hanya tinggal berusaha dan menunggu.tapi akan membingungkan bagi seorang pengecut sepertiku.aku inginkan kebahagiaan yang dulu pernah ada dihidupku,sedangkan aku takut memulainya.tak ada uluran tangan dari siapapun untuk hal ini.aku melangkah sendirian diantara badai kehidupan.setiap kali ada hati tuk disumbangkan,kerap ada pamrih diharapkan.manusiawikah kalian?kebahagiaan bagi mereka yang tag sanggup merasakan perihnya kehidupanku.yang hanya sanggup melihat ataupun menonton kisah kehidupan seseorang layaknya selebritas di layar kaca.banggakah?setiap aib permasalahan tersaji hangat bagi setiap orang yang hanya bisa ber empati tanpa tindakan manusiawi.tapi aku bukan selebritas,bukan juga dari kawanan orang2 berkelas yang sanggup meng-orangkan dan menjadikan lipatan uang kertas betrengger diatas tanda tangan bermatrai.hhh
Menyedihkan ketika hidup hanya dipandang sebelah mata oleh sebagian orang yang pada dasarnya tak tau apa2 tentang sisi hidupku.diam.adalah caraku menyikapinya,bukan malah melawannya.ada sudut kegembiraan dalam hati yang paling dasardiantara kehancuran ini.setidaknya aku pernah merasakan apa itu bahagia.walaupun itu hanya sementara,karena aku tau,kehidupanpun tak kan selamanya.kadang kala aku takut akan datangnya pagi.karena setiap aku bangun pagi,aku memulai hal yang sama,ketakutan yang sama menghadapi dunia yang begitu kejam ini,terlahir manusia2 tak berkemanusiaan yang tak segan siap untuk meremukkan masa depan setiap orang.aku selalu bertanya,akankah setiap bangun pagi aku akan terus seperti ini?akankah aku selalu dikejar bayanganku sendiri yang selalu menyertaiku kemanapun aku pergi?sempat terfikir kenapa Tuhan begitu kejam padaku sampai aku harus mengalami hal yang  membuatku seperti ini.tapi tidak lagi,karena dengan demikian aku tak percaya pada kebaikan Tuhan.bukakah Tuhan memiliki alasan setiap kebahagiaan ataupun duka yang diberikan-Nya?agar aku kelak menjadi sosok manusia yang kuat.right J.Mungkin itu hanya bisikan setan yang membuatku bimbang akan kebaikan Tuhan.terang saja,setan selalu mencari celah disetiap keraguan bagi diriku sehingga menyeretku ke dalam jurang yang lebih dalam lagi,menjadikanku sosok yang akan lebih jauh dari Tuhanku.
Bagaimana caraku menyudahi emosi hati ini,kegalauan ini.jika saja akau mau memulai suatu langkah kecil mungkin semua bisa berubah menjadi lebih baik.tapi kapan keberanian itu akan muncul untuk memulai? Suatu saat mungkin akan ku temui jawabannya J


Repost
(Magelang,05.21 – 05/01/13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar